My Photo
Name:
Location: Bandung, Indonesia

Saturday, July 02, 2011

Hari ke-2

Hogwarts

Severus Snape melangkah pasti dengan kecepatan teratur, mendekati tempat yang ia sudah hapal sepanjang masa. Kantor Kepala Sekolah.

Mengucap kata kunci, menaiki tangga putar, mengetuk pelan pintu yang tertutup, dan menunggu ucapan ‘Masuk’ yang sudah ia kenal benar.

Seperti biasa.

Atau tidak biasakah?

Ia membuka pintu, masuk, dan menutup pintu hati-hati. Berjalan mendekati meja kerja Kepala Sekolah, tanpa bicara. Albus juga sudah hapal itu, karena ia memberi isyarat agar Severus duduk di hadapannya.

Pertanda pembicaraannya akan panjang.

Severus memundurkan kursi sedikit, dan duduk di hadapan Albus. Walau dalam hati bertanya-tanya, tetapi ekspresi wajahnya tetap datar sebagaimana biasanya.

Albus memilih selembar kertas dari tumpukan kertas dan gulungan perkamen di sebelahnya, sebelum akhirnya menemukan satu. Pertanda kertas itu—sepertinya surat—sudah agak lama berada di mejanya. Bukan baru-baru ini saja.

“Aku berharap kau tak akan menolak menerima tugas ini, Severus?” sahutnya.

Alis Severus bertaut.

“Sebetulnya aku sudah menugaskannya pada Pomona, dan ia juga sudah menyanggupinya, tetapi kecelakaan kecil kemarin—“

Severus tahu itu. Kemarin ada kecelakaan kecil di Rumah Kaca saat kelas satu sedang belajar Herbologi, dan Profesor Sprouts terpaksa harus berbaring di Hospital Wings beberapa saat.

Dan mata Albus berkilat sejenak saat Severus menarik napas dan menghembuskannya sekaligus, “—dan tugas apakah itu, Kepala Sekolah?”

“—menggantikannya—“

Ada rasa tak percaya sepertinya, mampir sejenak di benak saat Severus mendengar ucapan Albus. Menggantikan tugas Profesor Sprouts? Tugas se—maaf, meremehkan—mudah itu? Perlu seorang Severus untuk menggantikannya?

“Sepertinya tugasnya mudah,” Albus meneruskan. Sepertinya ia bisa membaca pikiran—atau memang ia sedang membaca pikiran—Severus, dan ia memberikan lembaran surat yang sedang ia pegang pada Severus.

“Kota Bebek, Calisota, Amerika Serikat, akan mengadakan festival-festival, seminar-lokakarya, dan sejenisnya, dalam rangka merayakan Hari Kelahiran Kornelis Prull—pendiri kota itu. Festival besar-besaran, kalau tak salah ingat ini Hari Kelahiran yang ke-200. Atau semacam itulah.”

“Dan kita akan mengirimkan perwakilan—“

“Dan kita akan mengirimkan perwakilan,” ulang Albus. “Secara khusus, kita diundang menghadiri Pameran dan Presentasi oleh salah satu acara dalam keramaian itu, Festival Sihir.”

“Mereka punya penyihir juga?”

“Tidak banyak, Severus, dan itu juga sebagian dari kota-kota tetangganya, ada yang dari Kota Angsa, Kota Tikus, dan sebagainya. Makanya mereka mengundang kita, dan sekolah-sekolah sihir dari berbagai negara di dunia.”

“Dan tadinya Profesor Sprouts yang akan mewakili kita—“ masih ada nada meremehkan dalam alur bicara Severus.

“Bukan,” Albus menggeleng, “Pomona hanya mengawasi. Peserta yang akan mewakili kita adalah siswa, karena itu yang diminta,” Albus menunjuk pada kertas surat undangan yang dipegang Severus tapi belum dibaca olehnya. “Siswa-siswa, dan hasil penelitian mereka—“

Kali ini, ada rasa tak percaya pada ekspresi wajah Severus. Penelitian? Penelitian? Siswa Hogwarts?

“Karya Tulis, dan semacamnya,” Albus meneruskan.

“Dan mereka adalah—“ Severus mengira-ngira siapa yang akan mewakili Hogwarts kali ini.

“Miss Hermione Granger—“

Sudah diduga.

“—dan Mr Neville Longbottom—“

Alis Severus naik lagi. Tapi ia masih belum berkomentar.

“Miss Granger meneliti tentang ‘SPEW dan Pengaruh Keberadaannya dalam Semangat Bekerja Peri Rumah’.” Albus kembali mencari-cari gulungan perkamen di tumpukan di sisi mejanya, “—sedang Mr Longbottom meneliti tentang ‘Mimbulus Mimbletonia, untuk Penangkal ‘Shyness, Anxiety, dan Forgetfulness’’.

Albus menemukan dua gulungan perkamen dan menyerahkannya pada Severus.

Masih tanpa bicara Severus menerima kedua gulungan itu. Membukanya satu demi satu. Membacanya sekilas.

Mengangkat kepalanya, “—kapan?”

“Minggu depan. Keberangkatan dengan cara Muggle—“

Severus mengangguk. Menggulung kedua perkamen, dan menggumam, “Masih ada waktu untuk memperbaiki karya tulis mereka—“

“Aku pikir secepatnya,” sahut Albus mengangguk menyetujui. “Sehabis pelajaran, pukul 20.00 nanti malam?” usulnya.

Severus mengangguk lagi. “Di kelasku.” Ia berdiri, sudah akan berjalan, ketika ia berbalik dan bertanya—nampak seperti tak perlu dijawab, “—sepertinya Anda mengendus bahaya di sini, Albus?”

Kilat kecil muncul di kedua mata Albus. “Kau tahu, Severus. Kau selalu tahu.” Dan ia pun berdiri, mengantar Severus ke pintu, sambil menepuk bahunya, “—hati-hati!”

-o0o-

Wordcount di MSWord: 628
Wordcount akumulasi di MSWord: 938
Wordcount di CampNaNoWriMo: 947

0 Comments:

Post a Comment

<< Home